I Love You, I Love You Not : Part 3

18.39.00

Part 3: Ify dan Insiden "Kecil"nya

Acha sempat senang waktu mengetahui bahwa dia sebangku dengan Ify, sang selebritis sekolah. Tapi ternyata, sikap Ify yang menyebalkan membuat Acha merasa sedikit kesal. Ify sendiri merasa kecewa karena harus terpisah dengan teman-teman clique-nya. Dan dengan dua anak rese di belakang tempat duduknya membuat Ify merasa semakin bete. Selanjutnya, apakah yang akan dilakukan Ify? Masihkah Acha bersemangat untuk berteman lebih jauh dengan Ify?

+++

Ify mendesah kesal mendengar suara tawa tertahan Ozy dan Ray di belakangnya, dan menatap kembali ke depan. Pak Dave sudah berdiri di depan kelas sambil tersenyum lebar.

“Ehm… Anak-anak…” Pak Dave berdehem, mencoba menarik perhatian seisi kelas. Sontak kelas langsung hening. Semua mata tertuju ke arah Pak Dave.

“Bapak hanya ingin mengumumkan sesuatu.”, Pak Dave mengawali kalimatnya. “Wali kelas kalian minta kalian bersabar sebentar, karena beliau masih harus menyelesaikan suatu urusan.”

Kedua mata Ify melebar. WHAT?? Jadi maksudnya Pak Dave bukan wali kelasnya? Oh-oh. This is not a good sign. Not good at all.

“Wali kelas kalian adalah…”, suara Pak Dave dihentikan oleh suara ketukan di pintu. Tapi tanpa menunggu dipersilahkan, sosok yang mengetuk pintu kelas tadi langsung melangkah masuk, dan berdiri di sebelah mereka.

“Anak-anak… Untuk tahun ajaran ini, saya yang akan menjadi wali kelas kalian.” Suara Pak Duta terdengar tegas saat berdiri tegak di depan kelas sambil melipat tangan di dadanya.

Ify menghela nafas yang tanpa sadar dia tahan semenjak tadi. Kenapa sih firasat jelek itu sering kali jadi kenyataan?

Seruan-seruan tertahan terdengar dari keempat penjuru mata angin (euh, kayak novel persilatan aja). Acha ternganga? Lho? Bukan Pak Dave toh? Jadinya Pak Duta? Yaaahhhh…

Pak Dave mengangguk kecil kepada Pak Duta, kemudian melenggang pergi meninggalkan kelas itu. Setelah Pak Dave meninggalkan ruangan, Pak Duta berdehem kembali.

“Oke, anak-anak. Seperti biasa, untuk dua jam pelajaran pertama di hari pertama ini, masih belum ada pelajaran. Akan tetapi Bapak akan mendiskusikan beberapa hal dengan kalian terkait dengan posisi Bapak sebagai wali kelas kalian. Daftar pelajaran nanti akan Bapak tuliskan. Sebelum itu, Bapak ingin kita melakukan...”

“Pak!” Ify memotong perkataan Pak Duta dengan mengangkat tangannya untuk menarik perhatian beliau.

“Ya Ify?”

“Saya minta ada perubahan tempat duduk.” Kata Ify dengan tegas dari bangkunya. Acha menoleh dengan tatapan tidak percaya. Sama dengan seisi kelas yang kini menatap ke arah Ify dengan heran. Ify sepertinya tidak peduli. Dia melanjutkan tuntutannya.

“Kedua anak yang duduk di belakang saya ini, tolong dipisahkan saja Pak. Mereka ribut melulu. Annoying.” Kata Ify dengan wajah dingin.

Tidak hanya Acha di sebelahnya, seisi kelas sekarang menatap Ify tak percaya. Bisik-bisik langsung mendengung. Pak Duta menatap Ify tajam. Ify tidak gentar. Dia balas menatap Pak Duta.

“Pak, tapi Pak…” Ray dengan nada tidak terima berusaha membela diri. Tapi Pak Duta sudah mengangkat tangannya untuk menghentikan protes Ray tersebut.

“Kamu yakin dengan ucapanmu itu Fy?” kata Pak Duta, tidak melepaskan tatapan tajamnya pada Ify.

Ify mengangguk pasti.

Pak Duta menghela nafas. “Baiklah kalau begitu. Kamu, yang di pojok sana” kata Pak Duta sambil menunjuk salah seorang siswa bertubuh tinggi yang duduk di sudut kiri belakang kelas, “Kamu tuker tempat sama Ray. Ray kan namamu?” kata Pak Duta, sambil mengalihkan pandangan ke arah Ray.

“Hah? Kok saya sih Pak?” cowok tadi terlihat tidak rela. Tapi begitu melihat ekspresi wajah Pak Duta, cowok tadi dengan segan membereskan barang-barangnya, mengangkat tasnya dan melangkah menuju bangku Ray yang sekarang harus dia tempati.

Ray pun tak kalah terlihat sebal. Dengan wajah ditekuk tanpa disetrika, dia mengangkat ranselnya dan bergeser pergi dari bangkunya. Whups, mantan bangkunya ding! Saat Ray berdiri, Ozy tersenyum kecil sambil menepuk pundak Ray, berusaha membesarkan hatinya. Sebelum melangkah ke bangkunya yang baru, Ray melemparkan pandangan kesal ke arah Ify, yang bersikap seakan-akan tidak ada yang terjadi. Seandainya pandangan mata betul-betul bisa membunuh, Ify mungkin udah tiga kali keluar masuk kubur karena ditatap dengan penuh kebencian semacam itu oleh Ray.

Saat teman sebangkunya yang baru membanting dirinya di bangku di sebelahnya, Ozy tersenyum kecil sambil perlahan meninju lengan temannya itu.

“Ga papa kan Yo? Lo ga marah kan mesti dipindah dan jadinya sebangku sama gua?”

Rio menoleh sekilas ke arah Ozy, kemudian mengalihkan pandangan, lurus ke depan.

“Marah sama elo? Ya ga lah, Zy. Bukan salah elo. Si seleb sekolah tuh yang jadi biang rese…” desis Rio kesal.

Ozy menepuk pundak temannya sambil berbisik, “Yah, namanya juga cewek Yo. Kelakuannya lebih banyak pake emosi…”

Rio hanya mengedikkan bahu. Masih dengan ekspresi kesal.

Acha dengan tercengang memperhatikan drama pergantian posisi duduk itu. Dia betul-betul tidak mengerti kenapa Ify bisa sampai mempermasalahkan hal yang sepele, bahkan melaporkannya kepada Pak Duta! Acha semakin tidak mengerti saat melihat wajah Ify yang masih tanpa ekspresi. Wajah cantiknya yang tirus dengan dagu lancip sama sekali tidak menunjukkan perasaan apapun, tak ada sedikitpun rasa bersalah di wajah yang kini tengah menatap lurus ke depan.

Ify menoleh ke arah Acha, dan bertanya dengan nada dingin, “Kenapa? Ada masalah?”

Acha ternganga sesaat, lalu menggeleng. Ify kembali menatap lurus ke depan. Acha menyibukkan diri dengan mengaduk-aduk tasnya untuk mengeluarkan kotak pensilnya. Dalam hati dia mengomel sendiri, “Ada masalah? Ada banget! Kelakuan elo yang sengak itu yang jadi masalah…”

Pak Duta juga nampak tidak terlalu peduli lagi dengan kejadian barusan. Beliau sudah mulai merumuskan tata tertib di kelas, dan mengatur pemilihan pengurus sekolah. Hal-hal biasa di hari pertama sekolah. Tapi sekali ini, Acha merasa hari pertama kembali ke sekolah ini juga adalah hari dimana untuk pertama kalinya dia merasa begitu merana sepanjang sejarah.

+++

Tuh kaaannn... Rio udah muncul kaaannn...? Puas kan? Apa? Dikit banget? Ah, nanti juga bakalan banyak kok :D

~~~~~~

SUMBER : http://idolaciliklovers.ning.com/forum/topics/i-love-you-i-love-you-not-3

You Might Also Like

0 comments